Cleanroom – Cleanroom atau ruang bersih adalah fasilitas yang dirancang untuk mengontrol tingkat kontaminasi partikel di udara, kelembapan, suhu, dan faktor lainnya. Cleanroom banyak digunakan dalam berbagai industri, seperti farmasi, manufaktur elektronik, bioteknologi, dan laboratorium penelitian. Dalam membangun cleanroom, ada sejumlah aspek yang harus diperhatikan untuk memastikan ruang tersebut memenuhi standar yang ditetapkan. Artikel ini akan membahas langkah-langkah awal yang perlu diperhatikan sebelum membangun cleanroom.
Baca juga: Mengenal Rincian Biaya Jasa Kontraktor AC: Apa yang Termasuk?
Menentukan Tujuan dan Fungsi Cleanroom
Langkah pertama dalam membangun cleanroom adalah menentukan tujuan dan fungsinya. Cleanroom untuk manufaktur mikrochip akan memiliki persyaratan berbeda dibandingkan dengan cleanroom untuk farmasi. Pertimbangkan kebutuhan spesifik dari industri Anda, seperti:
- Jenis part4kel yang harus dikontrol.
- Standar kebersihan dan klasifikasi cleanroom (misalnya, ISO 14644-1).
- Proses atau aktivitas yang akan dilakukan di dalam cleanroom.
Penentuan tujuan ini akan mempengaruhi desain, sistem kontrol, dan peralatan yang digunakan.
Memahami Standar dan Regulasi yang Berlaku
Setiap cleanroom harus memenuhi standar dan regulasi yang sesuai dengan industri terkait. Beberapa standar yang sering digunakan adalah:
- ISO 14644-1 untuk klasifikasi kebersihan udara berdasarkan jumlah partikel per meter kubik.
- GMP (Good Manufacturing Practice) untuk industri farmasi dan bioteknologi.
- Federal Standard 209E, yang sering digunakan di Amerika Serikat.
Pastikan Anda memahami standar yang relevan dan mengintegrasikannya ke dalam proses desain.
Melakukan Analisis Kebutuhan Ruang
Sebelum memulai pembangunan, lakukan analisis kebutuhan ruang. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan meliputi:
- Ukuran ruang: Berapa luas cleanroom yang dibutuhkan?
- Layout: Tata letak cleanroom harus dirancang untuk meminimalkan kontaminasi.
- Zona kerja: Pisahkan area bersih dan area tidak bersih dengan jelas.
Perencanaan ini penting untuk memastikan ruang dapat berfungsi secara efisien tanpa mengorbankan kebersihan.
Memilih Lokasi yang Tepat
Lokasi cleanroom harus dipilih dengan cermat. Hindari lokasi yang dekat dengan sumber polusi seperti jalan raya atau pabrik lain. Selain itu, pertimbangkan aspek berikut:
- Aksesibilitas bagi pekerja.
- Kondisi lingkungan sekitar, seperti kelembapan dan suhu.
- Ketersediaan sumber daya seperti listrik, air, dan ventilasi.
Merancang Sistem Ventilasi dan HVAC
Sistem ventilasi dan HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) adalah elemen kunci dalam cleanroom. Sistem ini bertanggung jawab untuk mengontrol:
- Aliran udara (unidirectional atau laminar flow).
- Tekanan udara (positif atau negatif, tergantung kebutuhan).
- Suhu dan kelembapan.
Pastikan sistem HVAC dirancang sesuai dengan klasifikasi cleanroom yang diinginkan. Misalnya, cleanroom dengan klasifikasi ISO 5 memerlukan sistem ventilasi yang lebih canggih dibandingkan cleanroom ISO 8.
Memilih Material Bangunan yang Sesuai
Material yang digunakan dalam cleanroom harus tahan terhadap kontaminasi dan mudah dibersihkan. Berikut adalah beberapa rekomendasi:
- Dinding dan langit-langit: Gunakan panel berlapis yang tahan terhadap debu dan bahan kimia.
- Lantai: Pilih lantai antistatik, seperti epoxy atau vinil, untuk mencegah akumulasi listrik statis.
- Pintu dan jendela: Gunakan pintu otomatis dan jendela kedap udara untuk menjaga tekanan ruang.
Material yang dipilih harus sesuai dengan standar kebersihan yang ditetapkan.
Mengintegrasikan Sistem Filtrasi Udara
Sistem filtrasi udara adalah komponen penting dalam cleanroom. Filter HEPA (High-Efficiency Particulate Air) atau ULPA (Ultra-Low Penetration Air) sering digunakan untuk menyaring partikel kecil. Pastikan sistem filtrasi dirancang untuk:
- Menyaring partikel hingga ukuran tertentu sesuai standar.
- Menjaga aliran udara tetap stabil.
- Pemeliharaan sistem filtrasi secara rutin juga harus direncanakan sejak awal.
Merancang Proses Masuk dan Keluar
Pintu masuk dan keluar cleanroom harus dirancang untuk mencegah kontaminasi. Biasanya, digunakan airlock atau ruang perantara dengan fitur seperti:
- Sistem tekanan udara yang berbeda.
- Pembersih udara otomatis.
65Ruang ganti khusus untuk pekerja agar dapat mengenakan pakaian bersih.
Memilih Peralatan dan Furnitur yang Tepat
Semua peralatan dan furnitur yang digunakan di cleanroom harus dirancang untuk mengurangi kontaminasi. Beberapa contohnya adalah:
- Meja dan kursi dari bahan stainless steel.
- Lemari penyimpanan kedap udara.
- Peralatan kerja antistatik.
Furnitur harus memiliki desain minimalis untuk mempermudah pembersihan.
Melibatkan Ahli dan Konsultan
Membangun cleanroom membutuhkan keahlian khusus. Sebaiknya, libatkan konsultan atau perusahaan yang memiliki pengalaman dalam merancang dan membangun cleanroom. Mereka dapat membantu:
- Menyediakan solusi desain yang sesuai dengan kebutuhan.
- Memastikan cleanroom memenuhi standar regulasi.
- Mengoptimalkan efisiensi biaya dan waktu pembangunan.
Melakukan Pengujian dan Validasi
Setelah cleanroom selesai dibangun, lakukan pengujian dan validasi untuk memastikan semua sistem berfungsi dengan baik. Pengujian ini mencakup:
- Pengukuran tingkat partikel di udara.
- Pengujian tekanan, suhu, dan kelembapan.
- Evaluasi performa sistem filtrasi dan ventilasi.
- Hasil pengujian harus dicatat sebagai dokumentasi resmi.
Merencanakan Pemeliharaan Rutin
Cleanroom memerlukan pemeliharaan rutin untuk menjaga performanya. Beberapa langkah pemeliharaan meliputi:
- Membersihkan filter udara secara berkala.
- Memastikan sistem HVAC berfungsi dengan baik.
- Melakukan inspeksi dan kalibrasi peralatan secara teratur.
Jadwal pemeliharaan harus disusun sejak awal untuk menghindari penurunan kualitas cleanroom.
Jika Anda membutuhkan solusi sistem tata udara berskala nasional hingga internasional di seluruh Indonesia, mulai dari kebutuhan industri, rumah sakit, komersial, hingga perumahan, kunjungi kami, kontraktor HVAC terpercaya. Dapatkan layanan terbaik dan solusi yang tepat untuk proyek Anda sekarang!/