Filter Udara Untuk Alergi - Beruntunglah mereka-mereka yang tidak mengalami bersin-bersin atau reaksi berlebihan lainnya terhadap partikel udara. Berbeda dengan si alergian. Menjadi orang yang alergian memang bukan hal yang menyenangkan. Meskipun tidak diinginkan, namun tubuh ini selalu memberi reaksi lebay-nya tiap berhadapan dengan partikel udara. Kenapa hanya partikel udara? Yha karena Kontraktor HVAC fokusnya di Tata Udara saja. Akan jadi aneh kalau kami bahas alergi makanan hehe.

Banyak hal berupa antisipasi atau setidaknya mengurangi tingkat alergi ini. Mulai dari mengonsumsi obat, menerapkan gaya hidup bersih dan sehat hingga menambah peralatan khusus. Seperti fiter udara atau yang familiar adalah Hepa Filter. Terkhusus filter udara, Kontraktor HVAC akan membeberkan 5 fakta tentang filter udara untuk alergi ini. Ada yang bilang semua filter itu sama. Benarkah demikian? Mari kita bahas!

Baca Juga  :  Hepa Filter & Cleanroom Equipment

1.   Filter HVAC yang biasa hanya melindungi peralatan, bukan paru-paru dan system pernafasan kita

Banyak orang secara keliru percaya bahwa filter udara di pada AC menjaga debu dan alergen keluar dari udara. Pada kenyataannya, filter HVAC tidak dirancang untuk itu. Tujuannya sebenarnya untuk mencegah masuknya debu dari peralatan untuk mencegah kerusakan pada sistem dan menjaganya tetap berjalan secara efisien.

Sementara AC biasa dan filter AC membantu menghilangkan beberapa debu dari udara (bila diganti secara teratur). Filter-filter itu tidak banyak menangkap partikel mikroskopis yang menyebabkan bersin dan mengi pada musim alergi.

Itulah mengapa kita memerlukan filter udara khusus untuk alergi yang dirancang untuk menghentikan partikel kecil tersebut. Filter khusus itu bisa kita temui di Paragon Air Care dan Daikin Air Purifier. Klik selengkapnya untuk pembelian yaa..

 Baca Juga : Mengenal Pass Box : Box yang Seharusnya Ada di Cleanroom

2.   Filter yang terbuat dari kertas biasa tidak dapat menangkap alergen

Filter kertas yang biasanya digunakan pada HVAC dirancang untuk menangkap partikel besar seperti debu yang dapat menumpuk di motor dan fan serta mengurangi efisiensi. Namun, partikel seperti jamur, bakteri, dan jenis serbuk sari tertentu yang berukuran jauh lebih kecil, tidak terperangkap ke filter ini. Dan itu berarti partikel tadi diedarkan melalui saluran udara dan dihembus kembali ke ruangan.

Filter udara untuk alergi dirancang untuk menangkap partikel yang jauh lebih kecil, sehingga udara tetap bersih. Filter ini disebut "filter udara partikulat energi tinggi" atau kata umumnya adalah HEPA Filter.

Karena HEPA filter terbuat dari lapisan serat kaca yang padat dan bukan kertas, filter jenis ini mampu menjebak lebih dari 99% serbuk sari, debu, dan partikel asap serta membuat udara jadi lebih bersih.

3.   HEPA filter tidak selalu dibuat sama

Meski Hepa filter mampu menangkap lebih dari 99% serbuk sari, namun itu tidak cukup jika kita hanya mencari filter HEPA untuk AC saja. Untuk mendapatkan hasil terbaik, kita perlu memeriksa MERV nya.

HEPA Filter untuk alergi dinilai berdasarkan seberapa baik mereka menangkap partikel dengan ukuran yang berbeda. Sistem pemeringkatan yang dimaksud adalah sistem pelaporan efisiensi minimum, atau MERV. Peringkat tersebut berkisar dari MERV 1 hingga MERV 20. Semakin tinggi angka pada MERV, maka lebih tinggi pula effiseiensinya untuk menghilangkan partikel terkecil, termasuk banyak spesies serbuk sari.

4.   Ganti filter lebih sering dari yang dikira

HEPA filter untuk alergi perlu diganti lebih sering daripada filter HVAC yang terbuat dari kertas biasa, terutama jika kualitas udara sedang buruk-buruknya. Disarankan sih untuk mengganti Hepa filternya setiap bulan. Dan, dilakukan oleh seorang teknisi HVAC berpengalaman yang dapat menginformasikan kita tentang apa yang direkomendasikan untuk peralatan dan kebutuhan HVAC.

Menggunakan filter udara yang tepat untuk si penderita alergi memang membantu mengurangi alergen di udara. Tapi, jangan lupa untuk rajin membersihkannya dari sistem HVAC yang lainnya. Minimal sekali setahun deh bersihinnya, supaya ngga numpuk tuh debu-debunya di fan maupun di ducting. Kalo numpuk gimana ? Ya gini sih.

Udara yang kita hirup kan bersiklus melalui sistem HVAC sekitar 5 hingga 7 kali kan ya setiap harinya. Nah, jika belum pernah menggunakan filter udara yang tepat untuk alergi dan tidak memelihara sistem AC, jadi lah debu, serbuk sari, dan bahkan spora jamur selama bertahun-tahun akan menempel di peralatan dan ducting. Kan seremm..

Trus, gimana merencanakan pemeliharaan HVAC-nya?

Saat berinvestasi pada pemeliharaan HVAC, peralatan kita dibersihkan dan juga disetel. Supaya apa? Supaya kita tidak hanya akan mendapatkan udara yang lebih bersih, tetapi juga kinerja yang lebih baik, kenyamanan yang lebih konsisten, dan kerusakan yang lebih sedikit.

Pemeliharaan rutin juga membantu menurunkan tagihan energi dan memperpanjang masa pakai peralatan. Cara pemeliharaan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pembersihan ducting.

Memang ngga setiap rumah sih membutuhkan layanan ini, tetapi jika peralatan dan pekerjaan instalasinya sudah berumur dan ada yang punya alergi udara di rumah, ada baiknya untuk memeriksakan ducting dan system HVAC secara keseluruhan. 

Dengan melakukan pemeriksaan, kita bisa melihat dengan tepat berapa banyak debu yang terkumpul di sana. Belum lagi partikel mikroskopis yang ngga terlihat. Dan yang lebih penting, kita akan mengetahui apakah ada jamur yang bersembunyi di sana yang dapat memperburuk gejala alergi.

Sekali lagi, jadi orang yang alergian memang tidak menyenangkan. Namun kita bisa mengantisipasi ketidaksenangan itu dengan berbagai cara. Salah satunya dengan mempertimbangkan menggunakan filter udara untuk mengurangi gejala alergi.