Kontraktor AC – Berbicara mengenai rumah sakit, bisa jadi yang tertangkap oleh indera pertama kali adalah segala hal warna putih dan bau obat-obatan bercampur desinfektan. Rumah sakit terkesan steril dengan penampakan seperti itu.
Namun pada kenyataanya, rumah sakit tidak benar-benar steril dengan adanya keseluruhan warna putih dan bau obat-obatan bercampur desinfektan. Rumah sakit merupakan tempat nyaman bagi kuman berkembang biak dan mengembangkan resistensi.
Seputih dan sebau obat desinfektan pun, rumah sakit menyimpan banyak kuman yang siap berpindah antara pasien, pengunjung, dan tenaga kesehatan. Perpindahan kuman-kuman tersebut sering kali melalui udara yang tidak tertata.
Untuk itu, perlunya pengetahuan untuk para pengelola ataupun practisioner rumah sakit memahami sistem tata udara rumah sakit.
Melalui Permenkes No. 24 Tahun 2016 diatur kriteria sistem tata udara untuk Rumah Sakit yang meliputi kualitas udara, sirkulasi udara, tekanan udara, dan temperature dan kelembaban udara.
Selain itu, merujuk pada Permenkes 27 tahun 2017 mengenai Pengendalian Infeksi pada Ruangan Operasi diatur pula sistem tata udara yang sesuai untuk ruang operasi. Semakin tinggi tingkat kebersihan udara suatu Ruangan Operasi, semakin tinggi pula tingkat penyembuhan pasien yang dioperasi.
Sistem tata udara yang baik dan benar akan menurunkan tingkat Infeksi NOSOKOMIAL yang banyak terjadi tanpa disadari oleh si pasien.
Adapun, infeksi Nosokomial itu adalah sebuah istilah yang merujuk pada infeksi yang berkembang di lingkungan rumah sakit. Artinya, seseorang dikatakan terkena infeksi nosokomial bila penularannya didapat ketika berada di rumah sakit.
Ini juga termasuk infeksi yang terjadi di rumah sakit dengan gejala yang baru muncul saat pasien pulang ke rumah, dan infeksi yang terjadi pada pekerja di rumah sakit.
Menurut info yang didiperoleh, infeksi Nosokomial terjadi di seluruh dunia dan berpengaruh buruk pada kondisi kesehatan di negara-negara berkembang. Infeksi ini juga termasuk salah satu penyebab terbesar kematian pada pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit.
Konsultan AC/Tata Udara Rumah Sakit
Apa masalah utama sistem tata udara di rumah sakit?
Bagaimana membangun sistem tata udara di rumah sakit dan berapa biayanya ?
Konsultasikan permasalahan sistem AC / Tata Udara rumah sakit anda kepada kami. Klik tombol di bawah ini dan dapatkan informasi penting untuk Anda, pengelola rumah sakit atau kontraktor/arsitek pemegang proyek rumah sakit
Alodokter telah menghimpun faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dapat terkena infeksi nosokomial seperti yang tertera di bawah ini:
- Patogen (bakteri, jamur, virus, parasit)
Jumlah dan virulensi atau kekuatan bakteri yang tinggi, serta resistensi bakteri terhadap antibiotik bisa meningkatkan risiko terjadinya infeksi nosokomial.
Umumnya, infeksi nosokomial disebabkan oleh bakteri yang ada di rumah sakit.
Bakteri tersebut didapat dari orang lain yang ada di rumah sakit, yang menjadi flora normal alias bakteri yang secara normal ada di dalam tubuh dan pada keadaan normal tidak menyebabkan gangguan orang itu sendiri, atau bakteri yang mengontaminasi lingkungan dan alat-alat di rumah sakit.
Selain bakteri, jamur dan virus atau parasit juga dapat menjadi penyebab infeksi nosokomial.
Yang dimaksud dengan bakteri yang resisten adalah ketika antibiotik menjadi kurang efektif untuk membunuh bakteri tersebut. Hal ini disebabkan oleh penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan anjuran dokter.
Penggunaan antibiotik yang tidak tepat akan mengakibatkan bakteri yang ada di dalam tubuh manusia berubah karakter dan menjadi tahan terhadap antibiotik.
Rumah sakit merupakan tempat beragam jenis pasien, sehingga bakteri yang resisten tersebut dapat menyebar di lingkungan rumah sakit dan akan lebih sulit untuk ditangani bila menjangkiti seseorang.
- Kondisi Pasien
Selain bakteri, kondisi dari pasien tersebut juga memengaruhi bisa atau tidaknya terkena infeksi nosokomial. Beberapa kondisi pasien yang membuat lebih mudah terserang infeksi nosocomial diantaranya
– Usia. Pasien lansia (usia di atas 70 tahun) dan bayi lebih mudah terserang infeksi nosokomial.
– Daya tahan tubuh dan penyakit yang dimiliki.
Pasien dengan penyakit kronis seperti diabetes, gagal ginjal, maupun kanker meningkatkan risiko seseorang terkena infeksi nosokomial. Keadaan akut seperti koma, gagal ginjal akut, cedera berat (seperti habis kecelakaan atau luka bakar), dan syok juga berkontribusi dalam meningkatkan risiko infeksi nosokomial.
Kondisi yang mengakibatkan daya tahan tubuh turun seperti pada penyakit HIV/AIDS, malnutrisi, dan menggunakan obat-obatan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh. (misalnya: immnunosuppresant, kemoterapi) akan meningkatkan risiko terkena infeksi nosokomial.
– Prosedur yang dilakukan terhadap pasien. Prosedur seperti tindakan operasi, pemasangan alat bantu napas atau ventilator, endoskopi meningkatkan risiko seseorang untuk terkena infeksi nosokomial melalui kontaminasi langsung dengan alat yang masuk ke dalam tubuh.
- Faktor Lingkungan
Lingkungan rumah sakit yang padat, kegiatan memindahkan pasien dari satu unit ke unit yang lain, dan penempatan pasien dengan kondisi yang mudah terserang infeksi nosokomial (misalnya pada ruang perawatan intensif, ruang perawatan bayi, ruang perawatan luka bakar) di satu tempat dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi nosokomial.
Lamanya waktu perawatan di rumah sakit juga semakin meningkatkan risiko terkena penyakit nosokomial.
Berdasarkan informasi tersebut, Nosokomial bisa dicegah dengan menjaga kebersihan lingkungan rumah sakit, juga mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku.
Adapun standard-standard yang telah disepakati adalah merujuk pada Permenkes No. 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan Sarana Rumah Sakit.
- Class 100.000 atau biasanya disebut Class ISO 8 dimana ini wajib diterapkan di Koridor Steril sekitar Kamar Operasi.
- Class 10.000 atau biasanya disebut Class ISO 7 dimana ini wajib diterapkan pada ruang Obgyn, melahirkan, Operasi mata, Operasi kecil seperti luka, dan juga Ruang disekitar Meja Operasi
- Class 1.000 atau biasanya disebut Class ISO 6 dimana ini wajib diterapkan secara Aliran Udara Searah dari Atas kebawah atau umunya disebut Laminar Air System pada Ruangan Operasi baik Minor, Umum, maupun Mayor untuk diatas Meja Operasi.
Setiap ruangan memang sudah semestinya turut mempertimbangkan pengaturan sistem tata udaranya. Dengan menerapkan peraturan yang disepakati dan ditentukan, pencegahan dari berbagai hal yang tidak diinginkan bisa dilakukan.
Konsultan AC/Tata Udara Rumah Sakit
Apa masalah utama sistem tata udara di rumah sakit?
Bagaimana membangun sistem tata udara di rumah sakit dan berapa biayanya ?
Konsultasikan permasalahan sistem AC / Tata Udara rumah sakit anda kepada kami. Klik tombol di bawah ini dan dapatkan informasi penting untuk Anda, pengelola rumah sakit atau kontraktor/arsitek pemegang proyek rumah sakit
KONSULTASIKAN PROJEK ANDA KEPADA KAMI
Dengan pengalaman selama 15 tahun, kami dipercaya menyelesaikan berbagai projek tata udara dalam hal Instalasi (Heating, Ventilating, & Air Conditioning) & Pengadaan
Diantara nya : Rumah Sakit, Apartemen, Industri, Pemerintahan, Rumah Ibadah, Perumahan.
Isi form di bawah ini untuk mendapatkan pelayanan terbaik dari kami